Image by FlamingText.com
Image by FlamingText.com

Jumat, 19 November 2010

Pencemaran air

Dengarkan curhatku,, tentang dirinya. .
Aku adalah air, dan dirinya yang aku maksudkan dalam curhat ini adalah para manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap aku dan lingkungan. Baiklah, curhat ini aku mulai dari pengenalan diriku. Aku adalah salah satu dari 3 unsure di bumi yang berpengaruh langsung dalam kehidupan makluk hidup. Aku sangat dibutuhkan dalam segala keperluan. Bersama 2 rekanku yaitu udara dan tanah kami berperan sebagai  penentu keberlangsungan hidup makluk di bumi. Bahkan dalam sebuah film faforit  ‘Avatar’ keberadaan kami digambarkan dengan sangat tangguh dan perkasa sebagai unsure  yang sangat penting dan tidak terpisahkan.
Lagi- lagi berdasar film ‘Avatar ‘ yang cukup terkenal itu, sebagai zat yang lembut, bening dan menyejukkan ciri khas ku dapat terwakili dengan nyaris sempurna oleh sosok seorang gadis bernama Katara. Memang bila berbicara tentang diriku, tidak selamanya kesan lembut dan menyejukkan itu selalu ada. Bahkan ada juga segelintir orang yang phobia terhadap ku, tidak suka dengan hujan, takut dengan laut, dan masih banyak lagi. Semua itu sepenuhnya memang bukan salah mereka. Tapi, bila ditanya akibat ulah siapa, sepertinya tidak ada jawaban yang lebih tepat kecuali ‘MANUSIA’.
Walaupun para manusia itu dapat menggambar sosok ku dan ketiga rekanku dalam film Avatar dengan nyaris sempurna, tapi tetap saja aku sudah terlanjur ilfeel dengan mahkluk yang bernama manusia. Bagaimana tidak, setiap tahun dengan tanpa rasa berdosa sedikitpun mereka selalu mengutuk kehadiranku. ‘mengapa harus hujan?’, ‘mengapa harus banjir?’, mengapa harus tanah longsor?’. Pertanyaan- pertanyaan itu mereka keluarkan tanpa mau mengintrospeksi diri tentang bagaimana sikap mereka terhadap lingkungan selama ini. Ketika diriku dengan damainya mengaliri sungai dan lereng- lereng halaman mereka, dengan enteng mereka melempar gundulan berwarna hitam yang aku juga tidak terlalu mengetahui isinya. Tapi yang jelas setelah gundukan itu terus saja mereaka buang ke sungai dalam jangka waktu yang cukup lama, aku mulai tidak leluasa lagi untuk bergerak. Gundukan itu mulai menghambat aliranku di sana sini. Aku mulai gerah. Sehingga sedikitpun bukan salahku jika ketika musim ku tiba aku akan mngalir deras melewati bibir sungai, menjebolkan tanggal – tanggul yang mereka buat. Sungguh ironis. Batinku!. Tapi sekali lagi..… itu bukan salahku.
Selain itu juga, ini aku khususkan bagi pagi para nelayan – nelayan serakah. Aku mohon sadarlah. Karena akibat ulah kalian yang menangkap ikan dengan cara pengeboman, tidak hanya aku yang menjadi korbannya. Sahabat- sahabatku seperti terumbu karang dan biota pantai lainnya akan hacur dan kehilangan keindahannnya. Selain itu juga aku akan tercemari oleh zat- zat kimia yang dibawa oleh bom itu. Kesucianku tidak murni lagi. Sehingga para ikan yang menjadikan aku sebagai habitatnya otomatis akan ikut teracuni.. huft…
Padahal seandainya kalian tahu, hai..manusia- manusia yang tidak bertanggung jawab, ikan- ikan itu nantinya akan kau jual ke pasar dan dibeli oleh saudaramu, orang tua mu, tetanggamu, juga bahkan mungkin akan kau berikan kepada anak- anakmu. Tidakkah kau berfikir??? Yah aku tahu kalian adalah tipe orang- orang yang malas mikir. Prinsip hidup perut kenyang, hati senag serasa telah menjadi ideology  bagi kalian. Cape deh!
Kemudian ceritaku yang selanjutnya tetang para pabrik industry jahat di teluk buyat dan PT. Lapindo. Meskipun ini cerita lama, tapi kejadian ini akan selalu aku ingat sebagai mimpi paling buruk dalam silsilah keluargaku yang tak akan terlupakan. Di teluk buyat yaitu aku dicemari oleh pabrik industry tambang dengan merkuri dan arsen. Semua mahkluk hidup di sulsel yang saat itu menggantungkan hidup di derah laut harus menanggung akibatnya. Aku sedih sekali. hikZ..!
Kemudian, kasus yang juga sempat membuat lubang di hatiku yaitu semburan panas lumpur lapindo. Dalam hal ini, lagi- lagi akibat eksploitasi alam yang gila- gilaan. Diriku dalam bentuk lumpur panas yang berbahaya hingga kini terus saja meluas di daerah seputaran Porong Sidoarjo mengeluarkan gas yang berbahaya, logam berat, , aku hanya bias pasrah atas hal ini. Karena hingga sekarang belum ada kejelasan pasti dari perusahaan yang bersangkutan tentang apa penyebab dan bagaimana penanggulangan agar lumpur tidak keluar lagi. : (
Selain itu juga sebagai info bagi kalian para manusia- manusia yang baik, (hehe) aku akan membagikan beberapa bentuk pencemaran diriku di lingkungan sebagai panduan untuk diwaspadai. Yaitu:
a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
d. Salah satu bahan pencemar di laut selain yang aku ceriatakan diatas  adalah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
            Nah, itulah sedikit cerita tentang diriku. Curhat serta unek- unekku. Semoga bagi para manusia yang merasa pernah mencemariku dan kebetulan membaca cerita ini dapat segera sadar (hehe) amin.

Kata hati ‘kemurnian air yang ternodai’ by
ita.puspita.08@student.uny.ac.id
pustaka:
muhammad Mustolihudin blog Oleh: nurfikrimohammed | 25 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar