Image by FlamingText.com
Image by FlamingText.com

Rabu, 10 November 2010

Pencemaran air

SUNGAIKU YANG MALANG

          Diraihnya peringkat pertama oleh sungai citarum di jawa barat sebagai 10 sungai terkotor di dunia, telah membuat hati banyak orang yang hidup di negeri yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya ini hancur luluh. Berita di atas, mungkin kedengarannya tidak akan terlalu dramatis jika negara kita tercinta ini tidak menempati urutan pertama dalam ajang sungai terkotor  tersebut. Tetapi berita ini semakin ironis saja ketika pada tahun 2008 lalu pemerintah telah menghabiskan 500 juta dolar untuk pembersihan sungai ini. 500 juta dolar hanya untuk masalah sampah. Hal yang seharusnya tidak perlu terjadi jika masyarakat mempunyai kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Pentingnya keberadaan sungai sebagai sumber pengairan bagi penduduk.
            Sungai citarum hanyalah salah satu potret dari sekian banyak sungai di Negara kita yang kondisi nya semakin tidak layak pakai. Menurut mentri lingkungan hidup berdasarkan harian tempo pada januari 2008 bahwa ada ratusan sungai di Indonesia yang berada dalam kondisi rusak dan tercemar. Beliau juga menegaskan bahwa 62 diantaranya sudah rusak parah.   Sebagian besar dari pencemaran tersebut disebabkan oleh limbah industri besar, industri rumah tanggan dan penutupan lahan.
Menteri Lingkungan Hidup, Rahcmat Witoelar mengatakan pencemaran tersebut terjadi dari hulu sampai hilir. Dan  untuk memperbaikinya diperlukan waktu 15-20 tahun. Betapa lamanya waktu yang kita perlukan untuk mengembalikan sungai ke kaadaan semula yang normal..
Dikatakannya kembali dari 62 sungai tersebut diantaranya Sungai Ciliwung yang mengalami pencemaran yang sangat parah karena sudah melampaui ambang batas terutama aliran yang menuju ke Jakarta. 

Sedangkan  aliran yang di  Bogor  masih  dalam kondisi sedang atau masih masuk tingkat tiga. Begitupula dengan Sungai Cisadane  untuk aliran hulu masih dalam kondisi masih bisa digunakan untuk perikanan. " KLH akan kerjasama dengan Departement Kehutanan, Pertanian dan Pekerja Umum untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sungai di Indonesia,"jelasnya.
            Keadaan sungai yang memperihatinkan di bumi pertiwi ini, belakangan semakin bertambah saja, ketika beberapa hari belakangan ini potensi banjir lahar dingin merapi mulai menghantui setiap sungai di derah istimewa yang dipimpin oleh Sri Sultan ini. Tak terkecuali kali Code yang merupakan salah satu ikon kota jokja. Bahkan, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto membenarkan adanya hal tersebut. Pihaknya bahkan telah
menetapkan wilayah bantaran Kali Code di Yogyakarta menjadi wilayah awas bencana.  Terjadinya banjir lahar dingin tersebut dapat disebeabkan oleh meluapnya kali yang membelah Kota Yogyakarta tersebut akibat pendangkalan sungai
yang akan berjalan dengan cepat. Pasalnya, banjir lahar membawa lumpur dan batu-batu material
Merapi sehingga menyebabkan pendangkalan semakin cepat.
            Keadaan yang tidak kalah parahnya juga terjadi di sungai kuning kel.Umbulharjao kec. Cangkringan. Lahar itu mengalir setelah letusan Gunung Merapi pada 3/11/2010. Lahar berwarna cokelat dan berbau gas itu menghancurkan dinding-dinding kali. Akibat Banjir Lahar Dingin Merapi, sejumlah sungai dipenuhi lahar di antaranya di Kali Gendol dan Kali Woro di Kecamatan Cangkringan dan Kali Kuning di Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Lahar dingin tersebut masuk ke sungai akibat hujan lebat di lereng Gunung Merapi. Bahkan di Kali Kuning, Dam Sabo di sungai tersebut hampir penuh oleh lahar. Sementara Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan bahwa selain awan panas, saat sekarang juga muncul ancaman baru yakni lahar.
            Dengan menilik berbagai masalah alam yang kini telah kita alami, kiranya menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah khususnya dan masyarakat pada umumnya bahwa pada dasarnya kita memang harus bersahabat dengan alam. Kita harus benar- benar menjaga kelestariannya. Karena kita sangat tergantung pada mereka. Mengenai bencana alam yang sedang melimpah, walaupun ini murni aktivitas alam, tapi kita harus tetap optimis dan yakin bahwa di balik semua ini Tuhan menyimpan hikmah tersendiri. Lahar dingin pada akhirnya akan menyisahkan pasir dan kerikil yang dapat dijual oleh masyarakat sekitar sungai untuk bahan bangunan. Maka dari itu semangatlah.. hadapi semua dengan optimis ( ^_^ )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar